Jumat, 18 November 2011

MOTIVASI PEMUDA INDONESIA

MOTIVASI PEMUDA UNTUK MEMBANGUN DIRI DAN BANGSA
1.    
PERAN PEMUDA MAHASISWA DALAM MEMBANGUN BANGSA
Berikan kepadaku seribu orang tua, akan aku cabut sumeru dari uratnya. Berikan kepadaku seorang pemuda, niscaya akan ku goncangkan dunia” Ir. Soekarno dlam pidato 28 Oktober 1958.
Perkataan sukarno ini menandaskan betapa pentingnya peran generasi muda dalam kehidupan bangsa, generasi muda adalah elemen terpenting dalam menciptakan perubahan masyarakat, apalagi generasi muda yang mengenyam penddidkan tinggi universitas. Sejarah telah membuktikan, kaum muda terpelajarlah yang membentuk “Bangsa Indonesia” ini. Istilah Indonesia yang pertama dikenalkan oleh sarjana ternama Adolf Bastian sebagai istilah Ethonografi, telah dijadikan jiwa yang mempersatukan rakyat senasib sepenaggungan dari sabang sampai marauke.
Bermula dari kelompok muda terpelajar Indonesia di Belanda yang terhimpun dalam Indische Vereeniging berganti nama “Perhimpunan Indonesia” di tahun 1918, sepuluh tahun kemudian dalam pembukaan Konggres Pemuda kedua tahun 1928  Muhammad Yamin berpidato : “Roh Indonesia” memiliki masa lalu yang tak terkira jauhnya, Majapahit dan Sriwijaya digambarkan sebagai kerajaan-kerajaan Indonesia. Sejak zaman pra sejarah “Anak Indonesia” sudah mendiami wilayah Madagaskar sampai lautan Teduh, berarti seluruh wilayah bahasa “Austronesia”, kini dirangkum oleh pemuda untuk membangun kembali menjadi “Bangsa Indonesia
Pidato yang menggelegar penuh kejiwaan dan retorika itu, dianggap Bombastis dan banyak kekeliruan oleh ilmua-ilmuan dan orang tua, tapi dengan lantang dijawab olehnya “ Bagi kita Pemuda Indonesia, Persatuan Indonesia bukan masalah keyakinan, bukan masalah benar dan tidak benar. Persatuan Indonesia adalah masalah yang berakar di dalam diri kita masing-masing. Suatu masalah yang membangunkan kesadaran kita yang paling dalam, mau atau tidak, kita semua tergolong Bangsa Indonesia, mau atau tidak di dalam tubuh kita mengalir darah Indonesia”. Dan di ahir konggres, M Yamin menyodorkan Konsep Resolusi kepada Soenarjo yang sedang berpidato, kemudian Resolusi itu menjadi jiwa kolektif para pemuda : “Kami poetra poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah yang satoe. Tanah Indonesia” “Kami poetra poetri Indonesia, mengakoe berbangsa satoe, Bangsa Indonesia” “Kami poetra poetri Indonesia, menjoenjoeng bahasa perasatuan, Bahasa Indonesia”. Dan ahirnya Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia menyatakan “ Kemerdekaan Indonesia” pada tanggal 17 Agustus 1945.
2.     MEMBANGUN DIRI DAN BANGSA
“Bangunlah Jiwanya. Bangunlah Badanya. Untuk Indonesia Raya”
Membangun jiwa kemudian badan adalah hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Jiwa yang bangun dan sadar akan “Siapa” dan “untuk apa” dirinya hidup merupakan kunci untuk mencapai tujuan pembangunan ini.

Ciri Jiwa yang bangun dan sadar adalah sebagai berikut:
a.     Memadukan Keimanan dan Amal Kebajikan
Nabi SAW bersabda : “Sungguh mengagumkan orang yang beriman. Semua yang dialaminya adalah baik baginya. Jika ia mendapat hal yang menyenangkan dan ia bersyukur. Maka hal itu akan membuahkan kebaikan. Jika ia tetimpa oleh hal yang menyakitkan dan Ia bersabar. Maka hal itu menjadi kebaikan baginya. Sifat itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali umatku yang beriman” (H.R. Muslim)
Keimanan dan kebaikan akan mendatangkan Ma’unah (Pertolongan), Ma’iyyah (Kebersamaan), dan Maddad (Bantuan) dari Allah SWT.
b.     Menyibukan Diri dengan Pekerjaan atau Menimba Ilmu yang Bermanfaat.
Kesibukan dengan pekerjaan dan menimba ilmu, akan mengarahkan pikiran negative dan umur menjadi lebih positif
c.      Fokuskan Diri Menghadapi hari ini.
Mengikat diri dengan masa lalu akan menimbulkan Al-Hazn (kegundahan dan penyesalan) menghawatirkan masa depan akan dapat menimbulkan Al-Hamm (kepengecutan)
d.     Mensyukuri Nikmat.
Yaitu menghitung nilai lebih dan potensi positif yang kita miliki, sehingga lahir optimisme menghadapi berbagai tantangan
e.     Memandang Ringan semua Cobaan.
Ibarat mengarungi samudra hidup, gelombang pasang dan surut adalah hal yang biasa. Setelah ribut badai, tentu laut kembali tenang, setelah gelap malam, fajar segera menyingsing
f.       Tidak boleh terguncang oleh bayangan buruk, selalu berprasangka baik terhadap Nasib dan Takdir Tuhan
g.     Adil dan Bijaksana Dalam Pergaulan
h.     Yakin bahwa Cobaan itu kecil disbanding besarnya karunia
i.        Tidak terpancing oleh tutur kata buruk orang lain
j.       Pandai Memilih dan Memilah Pekerjaan
k.     Upayakan pekerjaan selalu selesai tepat waktu
l.        Selalu Berusaha Berbuat yang Terbaik yang dilakukan
Keputakaan :                                                        
1.       Departemen Agama            : Al-Qur’an dan terjemahnya
2.       Hans Van Miert                     : Semangat Berkobar
3.       Ikim                                         : Konggres Menjelang Abad 21
4.       Jalaludin Rahmad                 : Khutbah-khutbah di Amerika
5.       Muslim                                   : Shohih Muslim


082136171224

Tidak ada komentar:

Posting Komentar