Minggu, 27 November 2011

ANALSISI DIRI

ANALISIS DIRI
PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)
Tujuan :
  1. Peserta mempunyai kesadaran individu sebagai hamba Allah SWT
  2. Peserta mempunyai kesadaran individu sebagai makhluk sosial
  3. Peserta mempunyai kesadaran individu akan realitas masyarakat
  4. Peserta mempunyai kesadaran untuk bergerak sesuai dengan Visi dan Misi PMII
Target :
  1. Terbentuknya kader yang mampu beradaptasi dengan dirinya
  2. Terbentuknya kader yang mampu beradaptasi dengan realitas sosial
  3. Terbentuknya loyalitas dan militansi kader
Kisi-kisi Materi :
  1. Filosofis Manusia dan Pengenalan Realitas dan Negara
  2. Idilogosasi Kader PMII yang Berakter dan Berkepribadian
Metode :
  1. Analogi Diri
  2. Sharing Ide
  3. Trush Game
  
Abtraksi
Analsis diri secara umum ingin mengungkapkan latar belakang idiologi, social budaya, keagamaan, dan keadaan psikologi peserta. Sedangkan secara khusus analisis diri ingin mengingkap motivasi pesrta untuk menjadi bagian dari PMII. Pada hakikatnya Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk ynag palin sempurna dibandingkan yang lain. Manusia memilki cipta. Rasa, karsa, serta karya untuk brfikir secara mandiri untuk merubah kontruksi pola piker, sikap dan tindakan
Manusia memiliki kebebasan penuh atas dirinya sendir untuk memilih apa yang dia kehendaki. Ketiak kemerdekaan manusia dibenturkan dengan problematika kehidupan yang meniscayakan adanya pola interaksi dengan manusia yang lain dalam satu komunitas, kadang-kadang manusia merasa terpasung dan merasa teralineasi (terasing) akan eksistensi dirinya (eksistensialisme : Jean Paul Sarire) . sehingga dalam perjalanana manusia lupa akan dirinya, dan ahirnya yang terjadi bukanlah layaknya sebagi manusia yang seutuhnya, namun yang terjadi adalah proses dehemunisasi (tidak memanusiakan manusia). Proses dehemunisasi tersebut terjadi karena  sempitnya ruang gerak, waktu dan pemahaman akan dirinya untkmengekspresikannilai-nilai cipta, rasa, dan karsa yang juga disebabkan adanya intervensi manusia atau makhluk yang lain yang menindas dan hegemonik.
Sigmund Freud membagi manusia menjadi tiga hal ; yaitu, Ide, Ego, dan Super Ego. Freud melihat bahwa esensi manusia cenderung egois, dalam hal ini super ego lebih unggul dar ide dan ego. Manusia harus mampu menyeimbangkan antara ide, ego, dan super ego, agar tidak terjadi proses individualism pad diri manusia, tetapi juga peka terhadap realitas diluar dirinya.
Karl Marx mempunyai pandangan berbeda dengan para sosiolog dan pskolog kontemporeryang menyatakan bahwa wtka manusia itu tidak ada : bahwa manusia dilahirkan seperti kertas kosong, dimana kbudayaan yang menuliskanteks atasnay. Marx melontarkan ide bahwa manusia Qua manusia adalah etintas yang dapat dikenali dan dapat diketahui. Bahwa manusia dapat didefinisikan sebagai manusia, bukan hanya secara biologis, anatomis, dan fisik, tetai juga secara psikologis. Marx membedakan dua jenis dorongan dan hasrat manusia. Pertama, dorongan yang konstan atau tetap, seperti lapar, nafsu seksual, yang merupakan bagaian integral dalam watak manusia yang dapat diubah hanya dalam bentuk arahnya dan sebagai kebudayaan. Kedua, dorongan yang relative, yang erupakan bukan bagian intergraldalam watak manusia “yang berasal dari struktur social dan kondisi produksi dan komunikasi tertentu”. Contoh, kebutuhan yang ditimbulkan dari masyarakat yang kapitalis, kebutuhan terhadap uang, mencari kebutuhan pribadi, dan anyak contoh yang lain yang menimbulkan kesenjangan sosial (konsep manusia menurut Karl Marx)
Humanisasi dalam bentuk apapun seperti yang dicita-citakan oleh tokoh pendidikan yang berasal dari brsazik bernama Paulo Freira harus tetap dipertaruhkan alam struktur yang pyramid. Maka disinalah peran nalisa diri sipertaruhkan untuk mengungkap nilai-nilai kemanusiaan dalam diri manusia yng selama ini terpasung dan terasng. Karena dengan anaia diri kita sebagi manusia akan menemukan eksistensi kita sebagai manusia yang merdeka dari segala bentuk penindasan dan segala sistem yang membelenggu.
Analisa diri menganggap mbahwa manusia bukanlah makhluk yang kosong yang di isi dan didojtrin untuk menjadi pengabdi bagi manusia yang lain.. akan tetapi mamnusia analisa menganggapa manusia sosok manusia yang mempunyai hati nurani yang harus diungkapkan dan harus dikembangkan sebagai upaya untuk mempertahankan eksistensinya yang mempunyai akal pikiran. Sebagai kader PMII harus mampu mengekspresikan dirinya dan jujur dengan keadaan serta seantiasa membuka diri terhadap fenomena-fenomena yang berada diluar dirinya.
Ahirahirnya atas nama kemanusiaan “barangsiapa yang ingin menginterfensi kretifitas manusia yang lain berarti ia ingin menjadi Tuhan, padahl tiada Tuhan selain Allah. Kita menghargai sesame, dari manapun asalanya, siapapun orangya, apapun suku dan rasnya selama bias mejadi saudar bagi sesamanya” (Syahadat Pembebasan) []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar