Selasa, 27 Desember 2011

GENDER (Part III : Madzhab Feminisme)

Lanjutan
Madzhab Feminisme

  1. Feminis Liberal
Teori feminis liberal meyakini bahwa masyarakat telah melanggar nilai tentang hak-hak kesetaraan terhadap wanita, terutama dengan cara mendefenisikan wanita sebagai sebuah kelompok ketimbang sebagai individu-individu. Madzhab ini mengusulkan agar wanita memiliki hak yang sama dengan laki-laki.para pendukung feminism liberal sangat banyak, antara lain : John Stuart Mill, Hariet Taylor, Josephine St. Pierre Ruffin, Anna Julia Copper. Ida B, Wells, Franse E. W. Harper, Mary Crurch Terrel dan Fannie Barrier Williams (saulnier, 2000) gerakan utama feminism liberal tidak mengusulka perubahan struktur secara fundamental, melainkan memasukan wanita kedalam struktur yang ada berdasarkan prinsip kesetaraan dengan laki-laki.

Inti ajaran Feminis Liberal :
a.       Mengfokuska perlakuan yang sama terhadap wanita diluar, dari pada didalam keluarga
b.      Memperluaasa kesempatan dala pendidikan dianggapa sebagai cara paling efektif melakuka perubahan social.

Pekerjaan-pekerjaan “wanita” semisal perawatan anak dan pekerjaan rumah tangga dipandang sebagai pekerjaan yang tidaka terampil yang layak mengandalkan tubuh, bukan pikiran rasional.
Perjuangan harus menyentuh kesetaraan politik antara wanita dan laki-laki melalui penuatan perwakilan wanita diruang-ruang public.para feminis liberakl aktif mmonitor pemilihan umum dan mendukung laki-laki yang memperjuangkan keentigan wanita. Berbeda dengan para pendahulunya, feminis liberl saat ini cenderung lebih sejalan dengan model liberalism kesejahteraan atau egalitarian yang mendukung system kesjahteraan Negara (walfare state) dan meritokrasi.

  1. Feminis Radikal
Feminis radikal lahir dari katifis dan analisa politik mengenai hak-hak sipil dan gerakan-gerakan perubahan pada tahun 1950-an dan 1960-an, serta gerakan-gerakan wanita yang semarak pada tahun 1960-an dan 1970-an. Namun demikian, madzhab ibni bias dilacak pada par pendukungnya yang lebih awal. Lewat karyanya, Vindikation of the Rights of Women, Mary Wollstonecraft pada tun 1797 menganjurkan kemandirian wnaita dalam bidang ekonomi. Maria Stewart, salah satu feminis kulit hitam pertama, pada tahun 1830-an mengusulkan penguatan relasi diantara wanita kulit hitam. Elizabeth Cuddy Stanton pada tahun1880-an menentang hak-hak seksual laki-laki terhadap wanita da menyerang justifikasi keagamaan yang menindas wanita.
Feminis radikal juga dikembangkan dari gerakan-gerakan Kiri Baru (New Left) yang menyatakan bahwa perasaan-perasaan keterasingan dan ketidak berdayaan pada dsarnya diciptakan secara politik dan karenanya transformasi personal melalui aksi-aksi radikal merupakan cara dan tujuan yang paling baik. Madzhab ini secra fundamental menolak agenda feminism liberal mengenai kesamaan hak wanita : dan menolak strategi kaum liberal yang bersifat tambal sulam, incremental, dan tidak menyeluruh. bersebrangan dengan femiisme liberal yang menekankan kesamaan antara wanita dan laki-laki, feinis radikal menekankan pada perbedaan wanita dan laki-laki. Misalnya, wanita dan laki-laki mengkosepsualisasikan kekuasaan secara berbeda. Bila laki-laki berusaha untuk mendominasi dan mengontrol orang lain : wanita lebih tertarik untuk berbagi dan merawat kekuasaan.
Inti ajaran Feminis Radikal :
“the Personal is Political” adalah slogan yang erap digunakan oleh feminis radikal. Maknanya : bahwa pengalaman-pengalaman individual wanita mengenai ketidak adilan dan kesengsaraan yang oleh ara wanita dianggap sebagai masalah-masalah personal, pada haikatnya adlah isu-isu politik yang berakar pada ketidakseimbangan kekuasaan antara wanita dan laki-laki. Memprotes eksploitasi wanita dan pelaksanaan peran sebagai istri, ibu, dan pasangan seks laki-laki, serta menganggap perkawinan sebagi bentuk formalisasi pendikrimasian terhadap wanita.
Menggambarkan sexism sebagai system social yang terdiri dari hokum, tradisi, ekonomi, pendidikan, lembaga keagamaan, ilmu pengetahuan, bahasa, media masa, moralitas seksual, perawatan anak, pembagian kerja, dan interaksi social sehari-hari. Agenda tersembunyi dari system social itu adalah memberi kekuasaan laki-laki melebihi wanita. Masyarakat harus diubah secara menyeluruh. Lembaga-lembaga social yang paling fundamental harus diubah secara fundamental pula. Para femiis radikal menolak perkawinan bukan hanya dalam teori, melainkan sering pula dalam praktek.
Menolak system hirakis yang berstrata berdasarkan garis gender dan kelas, sebagai man diterima oleh feminis liberal.

  1. Feminis Sosialis
Feminis social mulai dikenal sejak tahun 1970-an. Menurut Jaggar, madzhab ini merupakan sintesa dari pendekatan historis-materialis Marxisme dan Engels dengan wawasan “the personal is political” dari kaum feminis radikal, meskipun banyak pendukungmadzhab ini kurang puas dengan analisis Marx dan Engels yang tidak menyapa pnindasan dan perbudakan terhadap wanita.
Marx mennyatakan : kondisi material atau ekonomi merupakan akar kebudayaan dan organisasi social. Cara-cara hidup manusia merupakan hasil dari apa yang mereka produksi dan bagaimana mereka memproduksinya. Maka, semua sejarah poiti dan intelektual dapat difahami dengan mengetahui “Mode of Economic Production” yang dilakukan oleh bangsa manusia. Kesadaran dan diri berubah mengikuti perubahan lingkungan material. Marx beragumen “its not consciousness that determines life, but life that determines consciousness”. Menurut Engels, wanita dan laki-laki memiliki peranan-peranan penting dalam memelihara keluarga inti. Namun karena tugas-tugas tradisional wanita mencakup pemeliharan rumah dan penyiapan makanan : sedangkan tgas laki-laki mencari makanan, memiliki dan memerintah budak, serta memiliki alat-alat yang mendukung pelaksanaan tugas-tgas tersebut : laki-laki memiliki akumulasi kekayaan yang lebih besar ketimbang wanita. Akumulasi kekayaan ini menyebabkan posisi laki=laki didalam keluarga menjadi lebih penting dari pada wanita dan pada giliranya mendorong laki-laki untuk mengekploitasi posisinya dengan menguasai wanita dan menjamin warisan bagi anak-anaknya.


Inti ajaran Feminis Sosialis :
Wanita tidak dimasukkan adalam analisis kelas, karena pandangan bahwa wanita tidak memiliki hubungan husus dengan alat-alat produksi. Karenanya, perubahan alat-alat produksi merupakan “necessary codition” meskipun bukan “sufficient condition”, dalam mengubah factor-faktor yang mempengaruhi penindasan terhadap wanita. Menganjurkan solusi untuk membeyar wanuta atas pekerjaanya yang dia lakukan dirumah. Status sebagai ibu rumah tangga dan pekerjaanya sangat penting bagi berfungsinya system kapitalis. Logikanya : capitalis depends on the housewife’s free labir to maintain its workers : if the housewife refused to continue to work without pay, capilaisme could not function”
Kapitalisme memperkuat sexism, karena memisahkan antar pekerjaan bergaji dengan  pekerjaan rumah tangga (domestic work) dan mendesak agar wanita melakukan pekerjaan domestic. Akses laki-laki terhadap waktu luang, peayanan-palayanan personal, dan kemewahan=kemewahan talah mengangkat standar hidupnya melebihi wanita : karenanya, adalah laki-laki sebagai anggota system patriakal, bukan hanya cara-cara ekonomi kapitalis, yang diuntungkan tenaga kerja wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar