Gerakan mahasiswa Indonesia
Tujuan dan Target :
- Kader memahami sejarah munculnya dan perkembangan gerakan mahasiswa hingga kini
- Kader memahami setting social yang melahirkan momentum penting gerakan mahasiswa
- Kader memahami tanggungjawab sosislnya sebagau mahasiswa, mengetahui, sejarah,peran gerakan mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Pokok Bahasan :
- Setting social gerakan dan peran serta gerakan mahasiswa mulai dari tahun 1908, 1928, 1945, 1955, 1966, 1974, 1998, dan 2005
- Sebab-sebab kegagalan gerakan gerakan mahasiswa disetiap momentum atau beberapa momemntum (perbedaan karakteristik setap momentum)
- Posisi straegis mahasiswa dan tanggungjawab sosialnya sebagai kelompok well nformed.
Mahasiswa adalah slalah satu elemen yang fital dan mempunyai peran yang penting dalam mengawal dan melakukan sebuah perubahan disetiap Negara peran dan tangungjawab mahasiswa dalam mrlakukan kerja-kerja gerakan daam sebuah perubahan terdebut menjadi suatu hal yang lumrah dalam garis sejarah sebuah bangsa. Apalagi dalam sejarah perubahan bangsa “Indonesia”. Dan mahasiswa bagian dari struktur social yang tidak bias dipisahkan dari masyarakat, maka kita tidak heran apabila orang menyebutnya Agent of Change and Sosial Control.
Akan tetapi mampukah kita menegembang amanah tersebut dan merealisasikan dalam kehidupan sisal? Dan ini merupakan pekerjaan rumah (PR) kita bersama. Tanggungjawab yang dipikulnya sangatlah berat, selain mempunyai tanggungjawab akademik mahasiswa juga mempunyai tanggungjawab social. Agar kita tidak hanya berdiri diatas menara gading dalam melihat realitas kebangsaan yang hari ini kita rasakan, akan tetapi kita harus embaur dan menyatu dengan masyarakat dalam mentransformasikan problematika kebangsaan dan bersma-sama seluruh elemen bangsa kita akan melakukan yag dicita-citakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Hal serupa juga pernah dilakuakan oleh sang revolusioner sejati baginda Nabi Muhammada SAW. Beliau mempunyai tanggungjawab kepada Allah SWT sebagi makhluk-Nya untuk melakukan ibadah walupu beliau sudah ada jaminan untuk masuk syurga, akan tetapi tanggungjawab terhadap masyarakat arab yang masih jahilia merupakan salah satu tugas bseliau yang paling berat dalam membrantas kejahiliyahan yang membawa mereka pada jalan yang benar. Dan ini merupakan manifestasi dari gerakan social beliau sebagi utusan dan kholifah dimuka bumi.
Kesadaran dan akan peran dan tanggungjawab mahasiswa ditengah problematika kebangsaan merupakan hal yang sangat penting. Karena bagaiaman juga mahasiswa dan masyarakat merupaka satu elemen social yang tidak bias dipisahkan. Mahasiswa adlaah masyarakat terduidik yang harus bertanggungjawab atas relaitas kebangsaan. Jika selam ini meraka hanya sadar akan tangungjawab akademiknya, maka mahasiswa sudah tercabut dari akar rumpunya yaitumasyarakat. Dan kesadaranya pun adlah kesadaraan naif. Sejarah Indonesia mencatat bahwa dalam setiap perubahan dan peristiwa-peristiwa besar yang menyangkut pelangsungan bangsa ini, mahasiswa selalu menjadi garda terdepan yang mampu berperan akatif dalam setiap perubahan tersebut.
Peristiwa 1908, yang dijadikan sebagai momentum awal kebankitan nasional Indonesia merupakan periode nasionalyang banyak di isi oleh para mahasiswa bangsa ini. Peristiwa Sumpah Pemuda 1928 yang melahirkan kebilatan tekad bangsa ini pun tidak lepas dari pern mahasiswa denga komunitas Jong-Jongnya pada saa itu, belum lagi peristiwa-peristiwa penting lainya yang terjadi pada pra kemerdekaan dan kesemuanya tidak mungkin terlepas dari adanya peran aktif mahasiswa-mahasiswa pada saat itu. Soetomo, Soekarno, Hatta, M. Yamin, mereka semua adalah para Faounding fathers ita yang berangkat semenjak mahasiswa sehingga menjadi pelopor perjuanagan kemerdekaan bangsa ini.
Pasca proklamasi 1945, mahasiswa harus bebbenturan denga kebijakan dan kondisi politik Indonesia dimasa kepemimpinan Soekarno. Tingginya suhu politik dan peran aktif parpol menjadikan gerakan mahasiswa tidak mampu berdiri sendiri secara independent. Germa (gerarakan mahasiswa) identik dengan afiliasi politik parpol tertentu dan inilah yang menjadikan mandeg dan monotony germa pada saat itu. Walaupun pada ahirnya pada tahun 1966 pasca peristiwa G30 S/PKI tahun 1965 germa kembali menjadi palang awal pergantian kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru.
Tampilnya Orde Baru pasca munculnya Orde Lama, bukanya mampu menghantarkan Indonesia kearah yang lebiha baik, tetapi jutsru sebaliknya. Banyak sekali kekcurangan-kecurangan politik dan tidakan pembodohan yang dilakukan pemerintahan Orba pada rakyat Indonesia pada rakyat Indonesia saat itu. Pemaksaan dan penyeragaman serta kesewenng-wenagn pemerintaha dalam menerapkan kebijakanya menjadikan pemerintahan Orba sebagai pemerintahan yang superior yang tidak bias diganggu gugat oleh siapapun demokrasi dikebiri, hak asasi disederhanakan dan pembangunan (Devolepmantalisme) dijadikan alasan bagi penindasan.
Kondisi yang seperti ini yang kemudian menjadikan mahasisa sebagai actor terpenting dalam dalam mengawal dan menyuarakan hak-hak rakyat. Walupun banyak sekali hambatan dan re[resifitas yang dilakukan pemerintah Orba kepada mahasiswa, namun semangat juang mahasiswa tidak pernah surut. Tercatat, peristiwa malaria 1974, peristiwa pembredelan LPM di kampus-kampus kritis, peristiwa penculikan aktifis mahasiswa, dan terahir puncaknya paristiwa reformasi 1998.
Pasca Reformasi 1998, kambali mahasiswa harus kembali dihadapkan kondisi bangsa yang sangat sulit dan masih terkatung-katung. Untuk kesekian kalinya perjuangan mahasiswa dalam menggulngka rezim Orba yang tiranik-hegemonik, menjadi sis-sia. Karena sekali lagi mahasiaswa dijadikan alat oleh kepentingan-lepentingan elit politik yang mempunyai hiden agenda untuk kepentingan kekuasaaan di Indonesia. Dari sekian hal perubahan-perubahan yang terjadi dalam negeri ini, kita bias melihat bahwa peran serta mahasiswa didalamnya sangat besar dan selalu menjadi garda terdepan dalam perubahan-perubahan tersebut. Tanggungjawab dan rasa keterpanggilan mahasiswa disetiap angkatanya mampu mewarnai deru sejarah negeri ini.
Maka kemudia, mahasiswa sebagai kaum intelak dituntut untuk memenuhi tiga tanggungjawab besar, yakni tanggungjawab Intelektual, Moral, da Sosial. Dari tiga tanggungjawab inilah mungkin yang harus kita cermati dan sadari sehingga mahasisawa sebagai actor perubahan harus peka terhadap kondisi obyektif sebuah bangsa-negara sehingga mampu menjalankan peranan yang proposional demi terwujudnya perubahan yang menjad cita-cita bangsa dan Negara.
Berangkat dari kondisi tersebbut kita perlu mengetahui peristiwa-peristiwa besar seputar Pemuda Gerakan Mahasiswa yang menyankut kelangsunganbangsa ini mulai dari actor yang terlihat, karakter gerakan yang dibangun sampai pada relaitas social yang melingkupinya. (bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar