Sabtu, 02 Juni 2012

SKOLATIK

A.    Istilah Skolatik
Istilah skolastik adalah sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah.jadi, skolastik berarti aliran atau kaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan.
Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai berikut :
a.       Filsafat skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama.
b.      Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir,sifat ada, kejasmanian, baik buruk.
c.       Filsafat skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat, akan dimasukan kedalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.
d.      Filsafat skolastik adalah filsafat nasrani karena bannyak dipengaruhi oleh ajaran gereja.
Dalam ungkpan lain Skolastisisme adalah nama sebuah periode di Abad Pertengahan yang dimulai sejak abad ke-9 hingga abad ke-15. Masa ini ditandai dengan munculnya banyak sekolah (dalam bahasa Latin schola) dan banyak pengajar ulung. Selain itu, skolastik juga menunjuk pada metode tertentu, yakni metode yang mempertanyakan dan menguji berbagai hal secara kritis dan rasional, diperdebatkan, lalu diambil pemecahannya. Ciri dari metode skolastik adalah kerasionalan dari apa yang dihasilkan.
B.     Masa dan TokohSkolastik
1.      Skolastik Awal belangsung dari tahun 800-1200
Saat ini merupakan zaman baru bagi bangsa eropa. Hal ini ditandai dengan skolastik yang didalamnya banyak diupayakan pengembangan ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah. Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya dibiar Italia selatan dan akhirnya sampai berpengaruh ke jerman dan belanda.
Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes liberals, meliputi tata bahasa, retorika, dialektika( seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan musik.

Peter abaelardus( 1079-1180 )
Ia dilahirkan di le pallet, prancis. Ia mempunyai kepribadian yang keras dan pandangannya sangat tajam sehingga sering kali bertengkar dengan para ahli pikir dan pejabat gereja. Ia termasuk orang koseptualisme dan sarjana terkenal dalam sastra romantic sekaligus sebagai rasionalistik, artinya peranan akal dapat menundukan kekuatan iman. Iman harus mau didahului akal. yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.
Berbeda dengan anselmus yang mengatakan bahwa berpikir harus sejalan dengan iman, abaelardus memberikan alasan bahwa berpikir itu ada di luar iman( di luar kepercayaan). Karena itu sesuai dengan metode dialektika yang tanpa ragu-ragu ditunjukan dalam teologi, yatiu bahwa teologi harus memberikan tempat bagi semua bukti-bukti.
2.      Skolastik Puncak, berlangsung dari tahun 1200-1300;
Masa ini merupakan masa kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun 1200-1300 dan masa ini juga disebut masa berbunga. Masa itu ditandai dengan munculnya universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan, disamping juga peranan universitas sebagai sumber atau pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Berikut ini pendapat factor mengapa masa skolastik mencapai puncaknya :
a.       adanaya pengaruh dari aristoteles, ibnu rusyd, ibnu sina sejak abad ke-12 sehingga sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang lurus.
b.      Tahun 1200 didirikan universitas almamater di prancis. Universitas ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah.
c.       Beridirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13.

Albertus Magnus (1203-1280)
Disamping sebagai biarawan, albertus magnus juga terkenal sebagai cendikiawan abad pertengahan. Ia mempunyai kepandaian yang luar biasa. Di universitas padua ia belajar artes liberals, ilmu-ilmu pengetahuan alam, kedokteran, filsafat aristoteles, belajar teologi di bologna, dan masuk ordo domican tahun 1223, kemudian masuk ke koln menjadi dosen filsafat dan teologi.
Terakhir dia diangkat sebagai uskup agung. Pola pemikirannya meniru ibnu rusyd dalam menulis tentang aritoteles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, ia mengadakan penelitian dalam ilmu biologi dan ilmu kimia.

Thomas Aquinas
Nama sebenarnya adalah santo Thomas Aquinas. Yang artinya Thomas yang suci dari Aquinas. Disamping sebagai ahli pikir, ia juga seoarang dokter gereja bangsa Italia. Menurut pendapatnya, semua kebenaran asalnya dari tuhan. Kebenaran diungkapkan dengan jalan yang berbeda-beda, sedangkan ilmu berjalan di luar jangkauan pemikiran. Ia mengimbau bahwa agar orang-orang untuk mengetahui hukum alamiah ( pengetahuan ) yang terungkap dalam kepercayaan. Tidak ada kontradiksi antara pemikiran dan iman. Semua kebenaran mulai timbul secara ketuhanan walaupun iman di ungkapkan lewat beberapa kebenaran yang berada diluar kekuatan pikiran.

3.      skolastik Akhir, berlangsung dari tahun 1300-1450.
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi( kemandekan)

William ockham(1285-1349)
Pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang dan kejadian-kejadian individual. Konsep-konsep atau kesimpulan-kesimpulan unmum tentang alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yang demikian ini, dapat dilalui hanya lewat intuisi, bukan logika.

Nocolas causasus ( 1401-1464)
Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu lewat indra, akal, dan intuisi. Dengan indra kita akan mendapatkan pengetahuan benda-benda berjasad, yang sifatnya tidak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pergertian yang abstrak berdasar pada sajian atau tangkapan indra.


Daftra Pustaka

Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat Umum, Bandung: Pustaka Setia, 1999
Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius.
Asmoro Asmadi,Filsafat Umum, Bandung: PT. Raja Grafindo Persada,2000
Burhanuddin salam, Pengantar Filsafat, Jakarta: Bumi Aksara, 1995. cet. Ketiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar